Goa Ciwalet

KKN 04 Unsil bersama punduh Ciwalet

Goa Ciwalet

Goa yang berlokasi didusun Ciwalet Desa Wangunsari ini merupakan goa yang masih belum banyak diketahui oleh warga, dikarenakan sarana dan prasarana untuk menuju goa ini masih kurang serta penyeberan informasi mengenai goa masih minim terhadap masyarakat umum. Lokasi goa ini tidak jauh dari Makam KH Muh Tohir hanya berjarak berapa ratus meter dari makam sudah bisa sampai dilokasi goa tersebut. dari pemukiman warga dapat ditempuh kurang lebih 10 menit untuk bisa mencapai lokasi goa Ciwalet. Untuk dapat masuk kedalam goa Ciwalet diharuskan memiliki fisik dan mental yang prima karena akses untuk memasuki goa ini hanya seukuran badan orang dewasa dan terdapat banyak kelelawar yang dapat menganggu perjalanan menuju kedalam goa. Kedaan didalam goa cukup bagus untuk sekadar mengambil foto, disana kita akan disuguhka oleh pemandangan ratusan kelelawar yang bergelantungan di dinding-dinding goa. Bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi goa Ciwalet ini disarankan dibarengi oleh warga sekitar yang telah mengetahui medannya agar perjalanan dapat berjalan dengan baik.

Read More

Makam Syekh KH Muhamad Tohir

Situs Makam KH Muhamad Tohir

Lokasi Makam ini terletak didusun Ciwalet Desa Wangunsari tidak jauh dari pemukiman warga, untuk sampai kelokasi tersebur hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 menit perjalanan dari puemukiman. Makam ini masih memiliki hubungan dengan makan yang berada di Desa Pamijahan karena KH Muh Tohir masih memiliki hubungan dengan Syekh Abdul Muhyi yang berada di Pamijahan. Dimana Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan) memiliki putra yaitu Kangjeng Syekh KH Warta Suta (Pamijahan), KH Warta memiliki Putra juga yaitu KH Muhamad Tohir, jadi KH Muh Tohir merupakan cucu dari Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan) namun KH Muh Tohir dimakamkan di Desa Wangunsari tepatnya di dusun Ciwalet sedangkan Ayah dan kakeknya dimakamkan di Desa Pamijahan.  Kangjeng Syekh Muh Tohir menikah dengan eyang Siti Nurbanci Raisak yang masih memiliki ikatan saudara dengan eyang Tumenggung Wiradadaha yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Sukapura Tasikmalaya. Dari hasil pernikahannya itu lahirlah empat orang putra diantaranya eyang Jiah, eyang Nurmeah, eyang Nurbais dan eyang Bema. keempat anaknya ini sama-sama dimakamkan di desa Ciwalet berdampingan dengan KH Muh Tohir. Tempat ini terbuka untuk umum sebagai tempat ziarah, untuk akses ke lokasi ini cukup mudah hanya butuh berjalan kaki saja. Didekat lokasi inipula terdapat goa Ciwalet sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi berbarengan dengan ziarah ke makam Syekh Muh Tohir.

Rombongan KKN 04 Bersama Ustad Engkas, punduh Ciwalet dan punduh Wangunsari

Read More

Goa Siwur Bangkong

Goa Siwur Bangkong

Goa tersebut berlokasi di Desa Wangunsari tepatnya didusun Lembursawah, untuk mencapai goa ini memerlukan waktu kurang lebih 15 menit waktu perjalanan dari Kantor Desa. Goa Siwur Bangkong merupakan gua karst(dikelilingi bantu batuan gamping) yang terbentuk secara alamiah sebagai hasil proses geologi. Beberapa meter setelah masuk kedalam mulut  goa,kita akan disuguhkan stalaktit dan stalakmit , suara aliran air dan berbagai batuan yang mampu menghilangkan rasa lelah setelah melakukan perjalanan yang cukup menguras tenaga. Dikarenakan belum terekposnya wisata gua ini, mengakibatkan kealamiannya masih terasa .

Read More

Wisata Curug Juhro

Curug Juhro


Curug yang terletak didusun Bongas Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong ini merupakan curug yang cukup dekat dengan pemukiman. Untuk sampai ke curug ini memerlukan waktu kurang lebih 30 menit perjalanan dari Desa Wangunasari yang ditempuh dengan berjalan kaki melewati area persawahan hingga akhirnya sampai disebuah hutan yang masih terjaga kesegarannya. Curug Juhro ini memiliki ukuran yang cukup kecil dan keadaan angin yang tidak terlalu tinggi namun keindahannya dapat memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Tidak banyak orang yang berdatangan ke curug ini karena warga sekitar memiliki mitos/cerita dari nenek moyang terdahulu bahwa curug ini dulunya merupakan tempat persembunyian seseorang yang bernama ki Juhro yang sedang bersembunyi dari kejaran para penjajah Belanda namun naas ketika melewati daerah curug ini ki Juhro tergelincir lalu terjatuh kedalam curug dan tidak ditemukan hingga saat ini.

Read More